SLAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Diberdayakan oleh Blogger.

HIBURAN

Film "Bumi Manusia"
Penulis: Amir Sodikin | Editor: Jodhi Yudono
Jumat, 28 Januari 2011 | 09:15 WIB
Dibaca: 1574
KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI Riri Riza
Sutradara Riri Riza (40) kembali akan membuat film dengan latar belakang sejarah yang didasarkan pada sebuah novel. Film ini diharapkan mampu mengimbangi film-film Riri sebelumnya, seperti Gie (2005) atau Laskar Pelangi (2008).
Kali ini, novel yang mendapat giliran adalah karya prestisius Pramoedya Ananta Toer berjudul Bumi Manusia. Novel yang diterbitkan mulai tahun 1990 ini merupakan novel pertama dari Tetralogi Buru yang sempat dilarang peredarannya.
Kabar akan difilmkannya karya Pramoedya ini sebenarnya sudah berembus sejak 2005-2006, tetapi sempat terbengkalai sekian lama. Sampai akhirnya Riri menyatakan siap shooting dengan naskah yang dibuat Jujur Prananto.
Shooting akan dilakukan Agustus-September, Maret 2012 diperkirakan sudah selesai,” kata Riri, yang ditemui bersama Mira Lesmana sesaat sebelum mengisi lokakarya Kompas MuDA di Bali, akhir pekan lalu. Belum diketahui siapa saja yang akan ikut bermain dalam film ini.
Apakah ceritanya akan sama dengan di buku? ”Karena film punya kekuatan dan juga keterbatasan, pasti ada penyesuaian,” papar Riri.
Namun, Riri berusaha menangkap gagasan besar pengarang saat membuat novel itu. ”Novel ini kita anggap karya klasik, kita ambil ide besarnya apa, misalnya pertentangan Barat vs Pribumi,” ujar Riri.
sumber : kompas cetak

Pentas Musik Pop Kreatif
Penulis: Susi Ivvaty dan Herlambang Jaluardi |
Minggu, 1 Februari 2009 | 00:46 WIB
Dibaca: 2
Susi Ivvaty & Herlambang Jaluardi
Lebih dari dua jam band Yovie & Nuno, Maliq & D’essentials, dan penyanyi solo Ressa Herlambang menggetarkan pentas di Kamasutra Hotel Crowne Plaza, Jakarta, Jumat (30/1) malam. Bolehlah, pentas yang bertajuk ”Music Escapade” ini setidaknya mampu menunjukkan kelasnya sebagai pengusung pop kreatif.
Music Escapade” digelar oleh Radio Jak Fm yang berulang tahun kedua. Untuk menghadirkan dua grup dan satu penyanyi solo itu, radio yang mengudara di frekuensi 101 MHz ini perlu mengadakan jajak pendapat.
Setiap hari selama sebulan, 100 responden ditanya, siapa yang paling layak tampil dalam ulang tahun Jak Fm. Hasilnya? Yovie & Nuno dan Maliq & D’essentials. Ressa Herlambang dipilih sebagai perwakilan penyanyi solo dan kebetulan satu manajemen dengan Yovie & Nuno.
”Kami juga sedang menaikkan pamor Ressa. Pokoknya kami mendukung musik yang kreatif,” kata Manager Program Jak Fm Nicky Ifanna.
Radio yang satu grup dengan Gen Fm ini menyajikan musik yang muncul pada era 90-an sampai musik terkini. Semua musik, kebanyakan pop, diwadahi, tetapi radio ini juga berkonsentrasi terhadap musik pop kreatif.>kern 251m<
Untuk rating, grup Peterpan adalah menduduki top request, alias paling banyak diminta pendengar. Sesudah Peterpan barulah Yovie & Nuno. Dari beberapa jajak pendapat yang dibikin Jak Fm, dapat ditarik garis kesimpulan bahwa grup band yang mengusung pop kreatif saat ini memang tengah berkibar.
Terus mencipta
Grup seperti Maliq & D’essential, RAN, Yovie & Nuno, Ecoutez, juga penyanyi solo macam Ressa Herlambang, Chandra Satria, atau Vidi Aldiano, mau tak mau harus terus mencipta untuk bisa bertahan di industri yang masih dikuasai oleh band-band pop rock yang mirip satu sama lain. Dan, mereka melakukannya. Maliq, misalnya, seperti dikatakan manajernya, Eko Yudianto, akan merilis album ketiga pada Februari 2009, dengan musik yang berbeda.
”Kami memberikan sesuatu yang selalu berbeda,” kata Eko. Musik Maliq, meski berstruktur pop, progresi chord dan karakter sound mengadopsi jazz. Grup ini juga kerap dibilang beraliran new soul.
Vidi Aldiano, yang baru pertama membikin album dengan single hit ”Nuansa Bening”, juga membuktikan kemampuannya di panggung Jak Jazz 2008 lalu.
Band Bandung
Di Bandung, band yang menjadi salah satu pioner perlawanan terhadap label arus utama, ”Pure Saturday”, juga menggelar konsernya pekan lalu. Sebanyak 24 lagu dinyanyikan, habis-habisan.
Mereka memilih lagu ”Pathetic Waltz” dari album kedua, Utopia (1998), untuk dinyanyikan pertama kali. Lalu ada ”Sajak Melawan Waktu” dari album ketiga, Elora (2005), dan ”Kosong” serta ”Coklat” dari album kompilasi Time For A Change, Time To Move On (2007).
Grup dengan awak Adhitya ”Adhi” Ardinugraha Achmad (gitar), Yudhistira ”Udhi” Ardinugraha Achmad (drum), Ade Purnama (bas), Arief Hamdani (gitar), dan Satria ”Iyo” Nurbambang (vokal) ini juga mengusung pop kreatif.
Sebagian besar penonton ”Pure Saturday” adalah pendengar setia yang menamakan diri ”Pure People”. ”Pure People” adalah penyemangat. ”Kami hanya bisa membalas dengan membuat album dan konser,” ujar Adhi

0 komentar:

Posting Komentar