TERKAIT:
Simon maju ke babak delapan besar turnamen berhadiah 1,2 juta dollar AS ini setelah menang 21-19, 21-15 atas pemain Inggris, Rajiv Ouseph, Kamis (27/1/2011). Sementara Peter, yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga, mengalahkan pemain India, Kashyap Parupalli, dengan 21-16, 21-15.
"Mungkin tidak gampang mengalahkan dia karena dia pemain yang matang. Saya akan tampil ngotot dan tanpa beban, dan pastinya saya akan berusaha yang terbaik," ujar Simon, yang terakhir kali mengalahkan Peter di Denmark Terbuka Super Series 2007.
Dari sembilan pertemuan, Simon hanya dua kali mengalahkan pemain berusia 34 tahun tersebut, sedangkan sisanya direbut Peter. Terakhir kali mereka bertemu di Singapura Terbuka Super Series 2010.
"Paling kalau bukan saya yang menghajar dia, ya... dia yang menghajar saya," tambah Simon.
Pada turnamen pertama dari lima Super Series Premier tersebut, Indonesia hanya mempunyai tiga wakil di perempat final. Selain Taufik Hidayat dan Simon, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga maju ke delapan besar setelah menyisihkan sesama ganda Indonesia, Fran Kurniawan/Pia Zebadiah, 21-14, 21-19. Mereka akan memperebutkan tempat di semifinal dengan pasangan China unggulan kelima, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Sumber :
ANT
Li Na: Semoga Bisa Menginspirasi China
Penulis: Aloysius Gonsaga AE | Editor: Aloysius Gonsaga Angi Ebo
Kamis, 27 Januari 2011 | 22:19 WIB
Dibaca: 2683
Komentar: 2
TERKAIT:
Li Na tampil sangat impresif di semifinal, Kamis (27/1/2011). Pemain berusia 28 tahun ini, yang ditempatkan sebagai unggulan kesembilan, berhasil mengalahkan pemain nomor satu dunia asal Denmark, Caroline Wozniacki, dengan 3-6, 7-5, 6-3. Di final, Li Na akan bertemu dengan unggulan ketiga dari Belgia, Kim Clijsters.
"Saya pikir mungkin karena sekarang saya sudah mencapai final, maka mungkin banyak pemain muda dan anak-anak akan melihat itu dan berpikir, 'Barangkali suatu hari nanti kami bisa melakukan hal yang sama atau mungkin lebih baik darinya!?'," ujar Li Na seusai pertandingan. "Karena itu, beberapa hari mereka akan merasa lebih percaya diri."
Peraih gelar Sydney International awal bulan ini juga mengatakan, semoga kesuksesannya membuka pikiran menteri olahraga China agar memberikan perhatian terhadap tenis. Dengan demikian, China tak lagi hanya "mendewakan" bulu tangkis dan tenis meja, yang sudah sangat identik dengan mereka.
"Tetapi sekarang, mungkin mereka berkata, 'Oh, mungkin kami sebaiknya melihat tenis'. Karena itu, saya pikir, jika kami melakukan lebih baik... banyak orang akan datang untuk menonton, lebih banyak orang akan memberikan perhatian."
Tahun lalu, Li Na juga tampil mengejutkan di Australia Terbuka. Dia berhasil menembus semifinal. Bahkan, waktu itu China menorehkan sejarah dengan meloloskan dua pemainnya ke babak empat besar karena Zheng Jie juga meraih tiket ke semifinal.
Sumberdari:Kompas


0 komentar:
Posting Komentar